Sunday, January 4, 2009

Reboan 9, Desember 2008

Sastra Reboan #9 :
DUNIA SASTRA MASIH DICENGKERAM DOMINASI

www.kompas.com

Dunia sastra 2008 tidak mencatat peristiwa penting yang terjadi. Kita masih mewarisi perlawanan penyingkapan apa yang kita kenal dengan kebohongan, manipulasi yang dilakukan oleh mereka yang dominan. Suara-suara kritis seperti terbenam, karena mereka tidak merasakan telah mendominasi.

Apa yang dilakukan oleh Saut Situmorang lewat kritikan-kritikannya terhadap dominasi suatu lembaga merupakan warisan yang tak bisa diabaikan. Terutama saat si dominan selalu menulikan telinga, dan tidak mau melakukan dialog. Karena itu, pada tahun 2009 masih terbersit harapan adanya suatu dialog dan kreasi yang kompetitif dengan masih menjunjung etika tapi tidak secara manipulatif.

Demikianlah yang disampaikan oleh penyair dan kritikus sastra, Nuruddin Asyhadie saat berorasi di Sastra Reboan, kemarin malam (17/12) di Warung Apresiasi (Wapres), Bulungan, Jakarta Selatan. Orasi, yang Nuruddin lebih suka menyebutnya `Dobosan Akhir Tahun' ini, merupakan salah satu acara Reboan yang digelar secara rutin setiap Rabu akhir bulan oleh Paguyuban Sastra Rabu Malam (PaSar MaLam).

Selain dobosan itu, penyair kontroversial Saut Situmorang juga membacakan puisinya serta berbicara dalam Bincang Seputar Komunitas (BSK) dipandu oleh Zai Lawanglangit, di tengah tampilan penyair, teater dan band di hadapan 100 lebih pengunjung Reboan. Hujan deras dan macet ternyata tak menghalangi komunitas Reboan untuk larut menikmati tampilan sastra dan seni.

Acara diawali oleh MC Budhi Setyawan didampingi Nurul Wardah. Dilanjutkan dengan penampilan Komunitas Sastra Meja Bundar yang anggotanya para alumni Fakultas Hukum Unika Atma Jaya Jakarta yang suka bersastra. Mereka membaca puisi dengan pemutaran film mini bertema sosial yang menjadi perhatian para mahasiswa hingga saat ini.

Kemudian Komunitas Sastra Jalanan Indonesia (KSJI) tampil dengan musik akustik lengkap dengan biolanya membawakan 4 lagu, sebelum Teater Pintu 310 yang terdiri dari mahasiswa sebuah lembaga bahasa asing dan disutradarai Iwan Sulistiawan alias Bung Kelinci menghangatkan suasana.

Pengunjung terus mengalir, tampak Kurnia Effendi, Eka Kurniawan – yang baru pulang dari kegiatan muhibah di Jepang, Agus Noor, Anya Rompas, Dharmadi, Jodhie sang komandan Oase Kompas.com, novelis Aulia Elyasa, anggota milis Kemudian.com, Bunga Matahari, Apresiasi Sastra dan para mahasiswa.

Di penghujung acara, dua penyair dari Batam yaitu Hasan Aspahani dan Ramon Damora datang. "Kami terus mengikuti perkembangan Sastra Reboan ini dari Batam," ujar Ramon.

Penampilan lainnya yang juga menarik perhatian adalah dari Dian Ilenk, peresensi buku yang saat ini menjadi Ketua Pelaksana HUT Apsas (kabarnya akan diadakan 31 Januari 2009 mendatang di Jakarta), yang berduet bersama Gita Pratama dari Surabaya. Dian membawakan karyanya Jakarta-Berlin dan Natal 1989 dari Saut Situmorang. Sedangkan Gita yang khusus datang untuk ikut Reboan membaca karyanya "Meja Meja Meja", "Kueja Nama-Nama" karya Nuruddien Asyadhie dan "Gita" yang ditulis khusus oleh novelis Teguh Esha malam itu juga.

Band The Black Pearl makin menyemarakkan suasana dengan tiga lagunya yang kental dengan irama blues. Pengunjung turut bergoyang menikmati suara vokalis Dandy, Aji (Drum), Pietter (Bass) dan Ucok (Gitar). Disusul dengan tampilnya penyair Faisal Kamandobat, yang pernah mengembalikan honor saat puisinya masuk 100 puisi terbaik penghargaan "Pena Kencana" beberapa waktu lalu. Suasana yang pas untuk mengantar
penampilan Saut Situmorang membaca puisi.

Empat puisi dibacakan oleh Saut, yang sebelum tampil sibuk menerima permintaan tandatangan atau foto bersama. "1966", "Sajak Buah-Buahan" dan "Aku MencintaiMu Dengan Seluruh Jembutku" dibaca sebelum bicara di BSK, dan setelah itu ia membaca "Kata Dalam Telinga".

Ketika berbincang tentang dunia sastra dengan tajuk "Sastra Milik Siapa", seperti tulisan-tulisannya, Saut yang berambut gondrong sepinggang berbicara dengan lantang dan keras. "Sastrawan yang selalu mengharapkan hadiah sastra, seperti mereka yang memenangkan Khatulistiwa Literary Award, adalah orang yang tidak menghormati karyanya sendiri. Mengharapkan hadiah besar, berharap masuk Koran besar seperti Kompas"

Menjawab pertanyaan tentang masalah hegomoni dan dominasi di dunia sastra, dengan lantang Saut yang baru meluncurkan kumpulan puisinya "Otobiografi" mengatakan, sastra Indonesia tidak mempunyai persoalan tentang estetika, tapi lebih pada pengkotak-kotakan agar lebih dekat dengan kekuasaan.

Malam hampir pukul 23.00, Penulis novel "Lanang", Yonathan Raharjo tampil membawakan puisi karya Dino F.Umahuk dan The Black Pearl tampil menghentakkan musik kembali dengan mengusung salah satu lagu The Beatles "I Feel Fine", sebelum acara dinyatakan berakhir.

Sastra Reboan mendatang, yang jatuh pada 28 Januari 2009, menurut seksi acara, Nina Yuliana akan menampilkan bincang-bincang seputar cerpen, menampilkan Agus Noor dan Kurnia Effendi, serta sajian musik dan puisi seperti biasaya. (chin/ilenk)